Kisah Qabil dan Habil
Kisah Qabil dan Habil
Pada tahun pertama sejak dipertemukannya Nabi Adam AS dan Hawa, hawa melahirkan sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan. Anak lelaki dinamakan Qabil dan yang perempuan dinamakan Iqlima.
Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak kembar, yaitu Habil dan Labuda. Nabi Adam AS dan hawa berharap dari keempat anaknya ini akan mendapatkan anak cucu yang berkembang biak untuk mengisi bumi Allah SWT.
Dibawah asuhan ayah dan ibunya yang penuh kasih sayang, tumbuhlah dengan cepat keempat anak itu dengan cepat. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang yang mereka berikan terhadap anak-anaknya. Anak perempuan dididik sesuai dengan kodradnya yaitu untuk menolong ibunya dan mengurus rumah tangga dan melakukan tugas yang seharusnya dikerjakan perempuan. Sedangkan yang laki-laki mencari nafkah sesuai dengan bakat yang dimilki massing-masing. Qabil berusaha dalam bidang pertanian dan Habil berusaha dibidang peternakan.
Ketika menginjak usia dewasa Allah memberikan petunjuk kepada nabi adam agar mengawinkan putra putrinya. Qabil dikawinkan dengan adik Habil yang bernama Labuda, sedangkan Habil dikawinkan dengan adik Qabil yang bernama Iqlima. Inilah syariat yang telah ditentukan Allah SWT. cara ini disampaikan nabi adam kepada anak-anaknya. Namun Qabil menolaknya mentah-mentah, ia tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang wajahnya jelek, tidak secantik Iqlima.
Rupanya Qabil sudah termakan dari bujukan iblis, ia lebih memperturutkan hawa nafsu dari pada akalnya. Ia tidak mau menerima syariat yang telah ditetapkan oleh Nabi Adam. Nabi Adam ialah ayah yang bijaksana, ia terus menasehati Qabil agar menerima keputusan yang telah ditetapkan Allah, namun Qabil tetap menolaknya. Akhirnya Nabi Adam meminta kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban. Biarkan Allah yang menentukan masalah tersebut.
Dengan disaksikan oleh seluruh keluarga nabi Adam, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban diatas bukit, Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya, dan ia sengaja memilih hasil gandum yang jelek. Sedangkan habil mempersembahkan seekor kambing terbaik yang ia miliki.
Mereka menyaksikannya dari jauh dengan berdebar-debar, tidak lama setelah itu nampak api besar menyambar kambing persembahan dari Habil, sedangkan gandumnya Qabil masih utuh, hal itu menandakan qurban dari Qabil tidak diterima.
Qabil sangat kecewa melihat hal itu, dan iapun terpaksa menerima keputusan itu, padahal dihatinya bertolak belakang. Maka berlangsunglah perkawinan itu, Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.
Hari-hari berlalu, Iblis datang merasuki fikiran Qabil, Ia membisikkan sesuatu,Bahwa jika Qabil membunuh habil tentulah ia yang akan dapat mengawini Iqlima yang cantik jelita. Hal ini terus dilakukan iblis tanpa bosan. Nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima, maka ia turuti bisikan iblis yang selalu berbisik ke Qabil.
Pada suatu hari, ketika Habil mengembalakan ternaknya di tempat
yang sepi, jauh dari pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil
saudaranya itu memukul kepalanya dengan sangat keras sekali. Maka matilah
Habil, inilah pembunuhan pertama atas umat manusia dibumi Allah SWT.
Iblis tertawa kesenangan karena ia sudah mempunyai teman.Setelah Habil mati, Qabil merasa kebingungan, kemudian diguncang-guncangkannya tubuh saudaranya itu, tidak ada gerakan sama sekali, lalu ia bawa bolak balik kesana kemari. Ia benar-benar merasa kebingungan dan kacau, tidak tau harus dikemanakan mayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal dan air matanyapun berlinang.
Pada saat Qabil kebingungan, Allah memberikan ilham melalui burung gagak. Ada dua ekor burung gagak yang berebut yang hendak mematuk mayat Habil. Burung gagak itupun bertarung, seekor gagak tewas dalam pertarungan tersebut. Lalul burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan gagak yang mati ditarik kedalam tanah dan ditimbunnya.
Kemudian Habilpun meniru yang dilakukan oleh gagak tersebut, ia menggali tanah dan menguburkan mayat saudaranya tersebut. Namun setelah selesai menguburkan mayat tersebut, ia tetap merasa gelisa. apa yang harus dikatakannya kepada Nabi Adam AS.
Ia tidak berani untuk pulang, rasa bersalah membuatnya ketakutan sendiri. lebih-lebih ketika ia melihat ayahnya diatas bukit datang menghampiri. Qabil makin panik, ia melarikan diri dan masuk ke hutan, mendaki gunung dan menuruni jurang.
Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadiannya tersebut, Sebab beliau hanyalah manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan. Beliau pasrah terhadap Allah dan menerima takdir dan kehendaknya. Ia bermohon untuk diri dan keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman, beristaghfar dan memohon pengampunan Allah SWT.
Selama beberapa tahun ibu Hawa melahirkan putra putri kembar, sehingga anaknya bertambah banyak. Setelah manusia berkembang semakin banyak, dan Nabi Adampun meninggal dunia, banyak umat manusia yang berpaling dari kebenaran. Untuk mengingatkan manusia dari kelalaian tersebut, maka Allah SWT mengutus Nabi Idris sebagai Nabi dan juga Rasul.