Model Bisnis Design ( Lanjutan ) Prototyping, Storytelling dan Scenarios
Mei 22, 2019
Edit
Model Bisnis Desing ( Lanjutan ) Prototyping, Storytelling dan Scenarios
Hallo Semua, Pada kali ini saya akan memberikan sedikit pengetahuan mengenai model bisnis lanjutan, Yang mana ini mudah - mudahan dapat berguna bagi anda dalam mengembangkan sistem perbisnisan anda.
model bisnis ini perlu kita ketahui demi tercapainya tujuan bisnis anda dalam melakukan perkembangan sistem.
prototyping adalah alat bantu ampuh untuk mengembangkan model bisnis baru yang inovatif. Seperti berpikir visual, prototyping membuat konsep abstrak menjadi nyata dan memfasilitasi eksplorasi ide baru. Prototyping berasal dari disiplin desain dan rekayasa dan digunakan secara luas untuk desain produk, arsitektur, dan desain. Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe (prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk penyelesaian masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya ( Mulyanto , 2009).
Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).
Prototyping merupakan pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).
Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user.
Berikut keunggulan dari prototyping adalah :
1) Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2) Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4) Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5) Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Sedangkan kelemahan prototyping adalah :
1) Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2) Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.
3) Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik.
Setiap metode mempunyai kelebihan maupun kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat diminimalisirkan yaitu dengan mengetahui kunci dari model prototype tersebut.Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototyping model adalah suatu proses pembuatan software yang yang bersifat berulang dan dengan perencanaan yang cepat yang dimana terdapat umpan balik yang memungkinkan terjadinya perbaikan software sampai dengan software tersebut memenuhi kebutuhan dari si pengguna. Sedangkan dari beberapa referensi yang saya temukan, prototyping model adalah salah satu model sederhana pembuatan software yang dimana mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal/dasar tentang program serta melakukan pengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja(working model).
Proses-proses dalam model prototyping yaitu:
Komunikasi terlebih dahulu yang dilakukan antara pelanggan dengan tim pemgembang perangkat lunak mengenai spesifikasi kebutuhan yang diinginkan. Akan dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa rancangan cepat(quick design) dan kemudian akan memulai konstruksi pembuatan prototype.
Prototipe kemudian akan diserahkan kepada para stakeholder untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut sebelum diserahkan kepada para pembuat software. Pembuatan software sesuai dengan prototype yang telah dievaluasi yang kemudian akan diserahkan kepada pelanggan. Jika belum memenuhi kebutuhan dari pelanggan maka akan kembali ke proses awal sampai dengan kebutuhan dari pelanggan telah terpenuhi.
Proses-proses dalam model prototyping secara umum adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya
2. Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
3. Evaluasi Prototype
Klien akan mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.
Model bisnis lanjutan berikutnya yaitu Storytelling, Mengapa kita harus bercerita ?? Berikut alasannya :
1. Memperkenalkan yang baru
Buatlah yang baru menjadi nyata. Pengertiannya yaitu menjelaskan sebuah model bisnis yang baru dan belum teruji ibarat menjelaskan sebuah lukisan dengan kata-kata.
2. Melempar ke investor
Klarifikasi menyampaikan sebuah cerita yang menggambarkan bagaimana model bisnis dapat memecahkan masalah pelanggan merupakan cara yang mudah dipahami untuk memperkenalkan sebuah ide kepada pendengar.
3. Melibatkan karyawan
Menarik hati orang orang lebih mudah digerakkan oleh cerita dari pada logika. Permudah pendengar untuk masuk ke sesuatu yang baru atau tidak dikenal dengan membangun logika model menjadi narasi yang menarik.
Tujuan dari Storytelling ini yaitu :
1. Menciptakan suasana senang.
2. Memberi kesenangaan, kegembiraan, kenikmatan mengembangakan imajinasi pendengar.
3. Memberi pengalaman baru dan mengembangakan wawasan pendengar.
4. Dapat memberikan pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri dan orang lain di sekitar mereka.
5. Dapat memberi pengalaman baru termasuk di dalamnya masalah kehidupan yang ada di lingkungan.
6. Pendengar belajar berbicara dalam gaya yang menyenangakan serta menambah pembendaharaan kata dan bahasanya.
7. Melatih daya tangkap dan daya konsentrasi pendengar.
8. Melatih daya pikir dan fantasi pendengar.
9. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti.
Shepard (1996) menjelaskan tentang beberapa persiapan yang diperlukan dalam storytelling. Yaitu :
1. Mempelajari cerita yang akan disampaikan
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mempelajari sebuah cerita, misalnya dengan membaca atau mendengarkan cerita berulang-ulang, menulis atau mengetik ulang cerita, membuat bagan atau skema cerita, atau langsung bercerita.
Setiap orang dapat memilih caranya sendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Yang penting adalah mengerti dan menguasai isi cerita yang akan disampaikan.
2. Menggambarkan adegan cerita dalam ingatan
Hal ini akan membantu dalam mengingat dan membangun cerita. Beberapa bagian cerita mungkin dapat diingat kata per kata, misalnya bagian awal atau akhir, percakapan penting, atau ungkapan yang diulang-ulang. Akan tetapi, sangat berbahaya untuk mengingat kata per kata dari keseluruhan cerita. Besar kemungkinan kata-kata tersebut sulit diingat. Oleh karenanya, menggambarkan adegan cerita dalam ingatan merupakan cara untuk mengingat dan membangun cerita agar tidak terjebak dalam kata-kata.
3. Berlatih di depan kaca
Sangat disarankan untuk melakukan latihan di depan cermin atau direkam dengan alat rekaman audio atau video. Dengan demikian, kita bisa melihat dan menilai diri sendiri.
4. Hal pertama yang penting dalam latihan adalah memahami alur cerita. Setelah itu baru difokuskan pada cara penyampaian.
5. Gunakan pengulangan/repetisi
Pengulangan/repetisi menunjukkan bahwa sesuatu perlu mendapat perhatian. Teknik ini sangat bermanfaat dalam story telling. Dalam mempelajari cerita perhatikan ungkapan atau kata-kata yang diulang. Begitu pula dalam bercerita gunakan pengulangan agar perhatian audience tertuju pada cerita kita.
6. Gunakan variasi
Dalam menyampaikan cerita sangat dibutuhkan variasi agar cerita tidak dirasakan monoton. Berbagai variasi yang bisa dilakukan adalah nada, tekanan, volume suara, kecepatan suara, ritme, dan artikulasi (halus atau tajam). Diam/hening juga diperlukan. Ingat bahwa variasi berbagai hal tersebut dapat menarik dan menjaga perhatian audience agar tidak berpindah ke hal lain.
7. Gunakan gerakan tubuh (gesture)
Gerakan tubuh dapat dilakukan hanya jika diperlukan dalam cerita. Gunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan tindakan, atau untuk memberi penekanan. Gerakan tubuh juga merupakan salah satu cara untuk mengundang perhatian audience.
8. Beri perhatian khusus pada bagian awal dan akhir cerita
Ketika menyampaikan bagian awal cerita bisa saja dikaitkan dengan cerita itu sendiri atau dengan hal di sekitar kita, namun harus tetap mengacu pada plot atau alur cerita. Menyampaikan bagian akhir cerita harus jelas, sehingga audience mengerti bahwa cerita telah selesai tanpa harus mengatakannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperlambat atau memberi penekanan. Contoh, beberapa cerita berakhir dengan ”......happily ever after,” atau “that’s the end of that.”
9. Memotret karakter/tokoh
Beri perhatian khusus pada bagaimana karakter/tokoh digambarkan. Karakter harus ditampilkan dengan hidup, misalnya dengan wajah, suara, atau gerakan tubuh. Diupayakan agar tiap karakter ditampilkan secara berbeda sehingga mudah untuk diceritakan.
10. Menyiapkan diri
Menyampaikan cerita dapat berhasil dengan baik jika persiapan dilakukan tidak hanya berkaitan dengan cerita itu sendiri tapi juga dengan diri kita sebagai orang yang akan bercerita. Suara dan tubuh kita adalah alat yang dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dalam menyampaikan cerita.
Untuk melatih suara, kita dapat melakukannya dengan menarik nafas dalam-dalam secara benar. Letakkan tangan pada perut. Ketika nafas ditarik, paru-paru melebar, seharusnya perut terasa tertekan. Banyak orang yang melakukan sebaliknya, memegang perut dan bernafas hanya dengan dada yang bergerak. Pastikan juga, badan pada posisi tegak sehingga paru-paru dapat bergerak leluasa.
(Sumber : “How To Tell a Great Story: Ten Tips For Story-Telling Success.”)
Model bisnis lanjutan selanjutnya yaitu Scenarios. Tidak ada definisi tunggal baik skenario atau scenario planning (perencanaan skenario). Terdapat berbagai pemikiran yang berbeda dari para pakar mengenai perencanaan skenario atau Scenario Planning. Terutama terkait dengan kegiatan bisnis.
Bagaimana pendapat para pakar tentang perencanaan skenario?
Berikut penuturan dari para pakar manajemen dan bisnis mengenai skenario:
1. Pandangan internal yang konsisten tentang seperti apa masa depan akan mungkin berubah ‘(Michael Porter 1985).
2. Sebuah alat untuk memperoleh persepsi seseorang tentang alternatif masa depan lingkungan
di mana keputusan seseorang mungkin dijalankan dengan benar ‘(Peter Schwartz 1991).
3. Bagian dari perencanaan strategis yang berkaitan dengan alat dan teknologi untuk mengelola
ketidakpastian masa depan ‘(Gill Ringland 1998).
4. Sebuah metode disiplin untuk pencitraan kemungkinan masa depan di mana keputusan
organisasi dapat dijalankan ‘(Paul Shoemaker 1995).
Perencanaan skenario bukan hanya tentang menulis skenario di masa depan, tapi sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih erat kaitannya dengan perencanaan strategis. Jika scenario telah selesai dideskripsikan dan tantangan telah dirumuskan, maka langkah berikutnya adalah merumuskan strategi yang harus dibangun dan dijalankan, agar scenario buruk yang mungkin terjadi dapat dihindari.
Itulah sedikit pengetahuan yang dapat saya bagikan pada artikel kali ini, Jika terdapat kekurangan saya minta maaf, Silahkan Ikuti blog ini jika anda menyukainya.
Wasalam..........